Senin, 24 Januari 2011

MEMAHAMI BACAAN SHALAT


Oleh : Ramelan BE

Tidak kita pungkiri bahwa dalam shalat pada umumnya kurang memahami apa arti dan maksud yang kita baca. Lebih sempurna kalau mengerti arti dan maksudnya. Agar kita tidak tergolong orang lalai, seperti Firman Allah dalam surah Al Maa’uun ini :                                                                                                                               
                                
 Al Maa’uun(107) : 1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? 2. Itulah orang yang menghardik anak yatim, 3. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. 4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya,

Kalau kita pahami ada 3 kelompok bacaan dalam shalat :
1. Mendekatkan diri kepada Allah swt.
2. Berjanji / bersumpah.
3. Permintaan / berdoa.

A. Bacaan yang mendekatkan diri kepada Allah swt (Dzikirullah).

Bacaan-bacaan ini adalah ucapan dengan hati yang ikhlas untuk memuji dan mengagungkan Allah agar kita itu dekat dengannya. Ucapan ini harus diulang-ulang sebanyak-banyaknya, lihat berapa kali tiap hari kita ucapkan.
1. Allahu akbar (Allah Maha Besar) :
Pelaksanaan : 5x/rekaat, 85x/hari, 155x/hari+rawatib dan 210x/hari dengan taraweh.
   
2. Sami allahuliman hamidah.
Allah mendengar yang memujinya, wahai Tuhan kami  untuk engkau segala pujian :
Pelaksanaan : 1x/rekaat, 17x/hari, 31x/hari+rawatib, 43x/hari dengan taraweh.
   
3. Subhana rabiyal’adzim wabihamdih.
Maha suci Tuhan kami yang maha agung dan aku memuji kepadanya : 
Pelaksanaan : 1x/rekaat, 17x/hari, 31x/hari+rawatib, 43x/hari dengan taraweh.
   
4. Subhana rabiyal a’la wabihamdih.
Maha suci Tuhan kami yang maha tinggi dan aku memuji kepadanya :  
Pelaksanaan : 2x/rekaat, 34x/hari, 62x/hari+rawatib, 86x/hari dengan taraweh.
   
5. Sebagian dari Alfatihah, sebagian dari doa iftitah, sebagian dari attahiyat.

B. Bacaan yang berjanji / bersumpah.
Saat dekat dengan Allah itulah kita berjanji dan bersumpah seperti yang kita ucapkan dibawah ini :   

1. Doa Iftitah : Inna shalati wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati lillahi rabil ‘alamiin. Sesungguhnya hidup dan matiku semua hanya untuk Allah.
Pelaksanaan : 5x/hari, 12x/hari+rawatib, 18x/hari dengan taraweh.
    
2. Syahadat didalam attahiyat awal dan attahiyat akhir :
Ashadu alla ilaha ilallah, wa ashadu anna muhammadarrasulullah.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.
Pelaksanaan : 9x/hari, 16x/hari+rawatib, 22x/hari dengan taraweh.

Disini kita harus merasakan bahwa hidup dan mati itu untuk Allah swt, tidak ada lain. Kita bersaksi bahwa tidak Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad itu utusannya. Berarti kita harus melaksanakan perintah dan jauhi larangan Allah. Apalagi Rasulullah telah banyak mengajari dan memberi contoh kepada kita. Sebagai acuan kita adalah Al Qur’an dan hadits.

C. Bacaan sebagai permintaan / berdoa.
 
1. Berdoa untuk Nabi Muhammad saw :
Shalawat didalam attahiyat awal dan akhir .
Allahuma sali ‘ala Muhammad.. Ya Allah limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad…
Pelaksanaan : 9x/hari, 16x/hari+rawatib, 22x/hari dengan taraweh.
     
2. Berdoa untuk diri kita sendiri :
         
a. Al Fatihah(1) : 6. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Pelaksanaan : 17x/hari, 31x/hari+rawatib, 42x/hari dengan taraweh.
Langsung terjawab dengan bacaan surah Al Qur’an yang dibaca berikutnya.
Di dalam surat berikut inilah, terdapat petunjuk jalan yang lurus.

Contoh jawaban yang lurus :
Surah Al Ikhlas menjawab ke-Esa-an Allah.
Surah An Naas menjawab bahwa berlindung kepada Tuhan dari godaan jin dan manusia. Surah Al Falaq menjawab bahwa berlindung kepada Tuhan dari kejahatan malam, tukang sihir dan orang dengki. Dst.
Disinilah bahwa Allah Maha Bijaksana. Kita sudah ditunjukan jalan yang lurus dan tinggal kita mengikuti dan mengamalkannya.
         
b. Permintaan / doa saat duduk diantara 2 sujud :
Pelaksanaan : 17x/hari, 31x/hari+rawatib, 42x/hari dengan taraweh.

Allahuma firli, warhamni, waj’burni, warfa’ni, warzu’ni, wahdini, wa’afini, wa’fu’ani.             

1. Ya Allah, ampunilah aku                 maksudnya diampuni dosa-dosanya oleh Allah.
2. Belas kasihanilah aku                      maksudnya diperhatikan oleh Allah.
3. Cukupkanlah segala kekuranganku maksudnya termasuk melunasi hutang.
4. Tingkatkanlah derajatku                  maksudnya bisa naik kelas atau dapat pekerjaan.
5. Beri rejekilah kepadaku                   maksudnya mudah mencari uang / kekayaan.
6. Berilah aku petunjuk                        maksudnya diberi ilmu, mudah mengerjakan soal.
7. Berilah aku kesehatan                      maksudnya diberi keselamatan didunia oleh Allah.
8. Dan maafkanlah aku                        maksudnya dimaafkan kesalahannya.

Barangkali 8 permintaan didalam shalat kita belum merasakan bahwa kita shalat itu sedang minta kepada Allah 8 hal. Oleh karena itu kita harus merasakan bahwa shalat kita itu sedang minta kepada Allah swt.
                                                                     
c. Minta perlindungan dari 4 perkara (sebelum salam) :
Pelaksanaan : 5x/hari, 12x/hari+rawatib, 18x/hari dengan taraweh.

1. siksa jahanam,
2. siksa kubur,
3. fitnah hidup dan mati,
4. fitnah da’jal (pendusta yang berkeliaran),

Inni ‘audu bika min adabi jahanama wa min adabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati wa min syahri fitnatil masihid dajjal.
Doa ini agar kita nanti diakherat tidak mendapat siksa dan fitnah tersebut.

3. Berdoa untuk orang lain

Dengan membaca salam :
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.
Berbahagialah kamu sekalian dengan rahmat dan berkah Allah.
Kita juga mendoakan orang lain untuk mendapat rahmat dan berkah.
Pelaksanaan : 10x/hari, 24x/hari+rawatib, 36x/hari dengan taraweh.

Kesimpulan :

Setelah kita mendekat kepada Allah swt, kemudian bersumpah dan kita akhiri dengan permintaan kepada Allah swt. Bisa kita lihat berapa kali kita dzikir, berjanji / bersumpah dan berdoa.

Jadi kita melaksanakan shalat dengan mengerti arti dan maksud bacaannya, maka akan meringankan dalam melaksanakan shalat itu. Dan apabila ringan melaksanakannya, maka ikhlas itu akan timbul dengan sendirinya.

Sebagai contoh maksud dari shalat: “Mengapa kamu shalat?” Maka banyak sekali jawaban bisa jawab dengan cepat disamping melaksanakan shalat adalah kewajiban dari Allah swt. Antara lain jawabannya adalah :
“O aku shalat karena ingin dosaku diampuni Allah!”.
“O aku ingin dikasihani Allah!”.
“O aku ingin dikabulkan untuk melunasi hutang!”.
“O aku ingin naik derajadku atau ingin naik kelas!”
“O aku ingin pandai!”
“O aku ingin sehat!” dan seterusnya seperti berdoa untuk diri kita sendiri dalam point 2.

Lebih dari itu didalam shalat juga mendoakan orang lain. Lihat apa arti saat kita mengucapkan salam. “Berbahagialah kamu sekalian dengan rahmat dan berkah Allah”.

Namun yang lebih penting adalah mendoakan Nabi Muhammad saw (shalawat nabi) agar kita mendapat safaatnya dihari kiamat. Ya Allah limpahilah rahmat kepada Nabi Muhammad…

Semoga permintaan kita didalam shalat dikabulkan oleh Allah swt. Amien, ya rabal ‘alamin.


Sabtu, 22 Januari 2011

BILA DIBACAKAN AL QUR’AN


Apabila sedang dibacakan ayat-ayat Al Qur’an (dengan suara yang dapat didengar orang lain) didalam shalat, pertemuan, majlis ilmu, pengajian, pertemuan ataupun hajatan dll, kita diwajibkan :
1. Mendengarkan dengan baik
2. Memperhatikan maknanya

Contoh :
  1. Didalam shalat : Bila imam membaca Al Qur’an maka makmum wajib diam dan mendengarkan. Kecuali membaca Surah Al Fathihah.
  2. Didalam masjid saat menunggu waktu shalat Jum’ah maupun fardhu : Bila ada yang membaca Al Qur’an, maka yang lain sebaiknya mendengarkan baik-baik.
  3. Didalam pengajian : Bila panitia atau penceramah membaca ayat-ayat Al Qur’an, maka jamaah atau hadirin diam dan mendengarkan
  4. Didalam pertemuan atau hajatan : Bila ada pembacaan ayat-ayat Al Qur’an, maka hadirin diam dan mendengarkan, bahkan bila sedang merokokpun mohon dimatikan.

Kenapa demikian alasannya adalah :
  1. Karena ini perintah Allah swt dalam Al Qur’an surah Al A’raaf(7) : 204.
  2. Agar mendapat rahmat dari Allah swt.
  3. Karena Al Qur’an terdapat pelajaran yang wajib kita pelajari dan amalkan. Al ‘Ankabuut(29) : 51
  4. Agar iman dan takwa kita bertambah. Al Anfaal(8) : 2

Oleh karena itu, marilah kita dengarkan baik-baik bila ada yang membaca ayat-ayat Allah atau Al Qur’an. Raihlah kesempatan tersebut untuk mendapat rahmat dari Allah swt.
Perhatikan Firman Allah swt berikut ini :

Al A’raaf(7) : 204. Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat[591].

[591]. Maksudnya: jika dibacakan Al Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik dalam sembahyang maupun di luar sembahyang, terkecuali dalam shalat berjamaah ma'mum boleh membaca Al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat Al Quran.*)

Al ‘Ankabuut(29) : 51. Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) sedang dia dibacakan kepada mereka? Sesungguhnya dalam (Al Quran) itu terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.*)

Al Anfaal(8) : 2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

[594]. Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[595]. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.*)

Dikutip dan disusun oleh : Ramelan BE (23-01-2011)
Pustaka : *) Al Quran Digital versi 2,0 : Achmad Fahrudin, Ari Widodo, Gatot H. Pramono, Mohammad Mukhlis Kamal, Poerbandono
   



Jumat, 14 Januari 2011

MENYIKAPI ADZAN DAN IQOMAH

MENYIKAPI ADZAN DAN IQOMAH
Ceramah taraweh : Selasa, 8 September 2009 di Masjid Al-ikhlas Anggara Graha Sagulung Batam
Oleh : Ramelan BE

I. Bagi yang adzan : 1. Diampuni dosanya sepanjang jangkauan suaranya.
                                 2. Pahala shalat karena seruan adzannya.
II. Bagi yang menjawab adzan : 1. Bila dengan hati yang ikhlas, balasannya surga.
                                                    2. Ini wajib karena perintah Rasulullah : Ucapkanlah.
III. Bagi yang berdoa setelah adzan : 1. Shalawat 1x mendapat rahmat 10x.
                                                            2. Minta wasilah kepada Allah agar mendapat syafaat di hari kiamat.                                                                                                                                      
IV. Keuntungan lain : 1. Berdoa diantara adzan dan iqomah tidak akan ditolak.
                                    2. Shalat Rawatib qobliyah akan menutupi kekurangan shalat fardhu.

I. Bagi yang adzan berdasarkan :
1. Rasulullah saw bersabda : “Seorang muadzin itu diampuni sepanjang jangkauan suaranya dan pahalanya adalah seperti pahala orang yang shalat berkat seruan adzannya”
2. Dari Al-Barra’ bin Azib ra, sesungguhnya Nabi saw bersabda : “Sesungguhnya Allah dan Malaikatnya itu membacakan shalawat pada shaf yang paling depan. Seorang muadzin itu diampuni dosanya sepanjang jangkauan suaranya, ikut membenarkannya semua benda kering dan benda basah yang mendengarnya dan ia mendapatkan pahala orang yang shalat karena seruan adzannya” (HR Ahmad dan An Nassai dengan isnad yang bagus. Hadits tadi juga diriwayatkan oleh Ath Thabrani dari Abu Umamah dengan lafazh sama). 1).
II. Bagi yang menjawab adzan berdasarkan :
1. Dan karena hadits Muslim dan Abu Dawud dari Umar bin Khatab ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda : “Apabila muadzin mengucapkan : Allahuakbar, Allahuakbar” lalu salah seorang dari kamu mengucapkan “Allahuakbar, Allahuakbar”, kemudian muadzin mengucapkan “Ashadu alla ilaha illallah” ia mengucapkan  “Ashadu alla ilaha illallah”, muadzin mengucapkan “Ashadu anna Muhammadarrasulllah” ia mengucapkan “Ashadu anna Muhammadarrasulllah”, muadzin mengucapkan “Hayya alashhshalah” ia mengucapkan “La haula wala quata illa billah”, muadzin mengucapkan “hayya alal falah” ia mengucapkan “La haula wala quata illa billah”, muadzin mengucapkan “Allahu akbar, Allahu akbar” ia mengucapkan “Allahu akbar, Allahu akbar”, muadzin mengucapkan “Lailaha illallah” ia mengucapkan “Lailaha illallah”.
Yang kesemuanya itu timbul dari keikhlasan hatinya, maka ia akan masuk surga.
2. Karena hadits yang diriwayatkan oleh jamaah dari Abu Said, bahwa Nabi saw    bersabda: “Apakah kamu mendengar seruan adzan, maka ucapkanlah sebagaimana yang diserukan oleh muadzin”1).
III. Bagi yang berdoa setelah adzan berdasarkan :
1. Karena hadits riwayat jamaah kecuali Bukhari dan Ibnu Majah, dari Abdullah bin Amr Ibnul-Ash, bahwa dia mendengar Nabi saw bersabda : “Apabila kamu mendengar seruan muadzin, maka katakanlah sebagaimana yang ia ucapkan, lalu bacalah shalawat untukku. Karena barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali (1x), maka Allah akan memberi rahmat sepuluh kali lipat (10x). Kemudian mintalah wasilah untukku kepada Allah, karena wasilah itu suatu kedudukan di surga yang hanya diberikan kepada seorang hamba Allah, dan aku mengharapkan agar akulah hamba itu. Maka barangsiapa memintakan wasilah untukku, niscaya ia akan beroleh syafaat”.
2. Jabir bin Abdullah r.a. mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang ketika mendengar azan mengucapkan:
'Allahumma rabba haadzihid da' watit taammati washshalaatil qaaimati aati muhammadanil wasiilata walfadhiilata wab'atshu maqaamam mahmuudanilladzii wa'adtah' '
Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang akan ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad perantaraan dan keutamaan. Bangkitkanlah ia pada maqam (kedudukan) yang Engkau janjikan', maka pastilah ia akan mendapatkan syafaatku pada hari kiamat."1)
IV. Keuntungan lainnya. Ada kesempatan yang perlu dikerjakan antara adzan dan iqomah, berdasarkan :
1. Do'a yang diucapkan antara azan dan iqomat tidak ditolak (oleh Allah). (HR. Ahmad).1)
2. Sesungguhnya yang pertama kali dihisab dari amal perbuatan manusia nanti pada hari kiamat adalah shalat. Tuhan berfirman kepada malaikat, sedangkan Dia adalah Maha Mengetahui : Periksalah shalat hambaku, apakah ia menyempurnakannya atau masih kurang dalam shalatnya itu? Apabila shalatnya sudah sempurna maka dicatat baginya bahwa shalatnya telah sempurna. Apabila shalatnya tidak sempurna, Tuhan berfirman lagi : Periksalah apakah hambaku itu masih mengerjakan shalat sunnat? Apabila mengerjakan shalat sunnat maka Tuhan berfirman : Sempurnakanlah shalat fardhunya dengan shalat sunnatnya bagi hambaku itu. “Kemudian diperhitungkanlah amal-amal perbuatan itu dengan cara demikian itu”.(HR Abu Dawud).2)

Pustaka : 1. HaditsWeb 3,0 Kumpulan & Referensi Belajar Hadits : Sofyan Efendi 
                2. Ayo Sholat Bersama Nabi, Ust Labib Mz, Bintang Indonesia Jakarta, 2003.